TERASJABAR.ID – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus memperkuat ekosistem usaha kecil melalui penguatan kemitraan, integrasi rantai pasok, serta perluasan pemasaran yang didukung peningkatan kapasitas produksi, digitalisasi, pembiayaan investasi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menegaskan bahwa strategi tersebut menjadi fokus utama dalam mendorong usaha kecil agar naik kelas dan memiliki daya saing berkelanjutan di pasar nasional maupun global.
“Penguatan usaha kecil tidak bisa berdiri sendiri. Kementerian UMKM mendorong kemitraan yang konkret antara usaha kecil dengan usaha menengah, usaha besar, BUMN, hingga PMDN dan PMA agar pengusaha kecil terintegrasi dalam rantai pasok dan memiliki akses pasar yang berkelanjutan,” ujar Temmy, dalam siaran pers Kementerian UMKM.
Sepanjang tahun 2025, Kementerian UMKM mencatat sebanyak 1.219 UMKM telah menjalin kemitraan dengan perusahaan besar dengan nilai transaksi mencapai Rp177,1 miliar.
Selain itu, kerja sama kemitraan dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) menghasilkan komitmen kemitraan senilai Rp8,77 triliun.
Dalam mendukung penguatan rantai pasok dan perluasan pemasaran, Kementerian UMKM juga mengoptimalkan pemanfaatan platform digital BUMN.
Melalui PaDi UMKM, tercatat sebanyak 143.136 penjual terdaftar dengan nilai transaksi mencapai Rp1,8 triliun hingga kuartal III 2025.
Sementara itu, melalui ajang Inabuyer B2B2G Expo 2025, sebanyak 832 UMKM berhasil membukukan transaksi senilai Rp7 miliar melalui kegiatan business matching.
“Digitalisasi menjadi kunci. Kami tidak hanya mendorong UMKM masuk ke platform digital, tetapi juga memperkuat aspek produksi, kualitas produk, dan manajemen usaha agar mampu memenuhi kebutuhan pasar dan industri,” ujar Temmy.
















