Kemenpar akan terus memperkuat pengembangan paket wisata kesehatan berbasis layanan unggulan rumah sakit, memperluas promosi fasilitas medis, serta memfasilitasi kemitraan antara rumah sakit, industri pariwisata, dan penyedia layanan perjalanan.
Melalui sinergi dengan Kemenkes, kedua kementerian menargetkan penyusunan peta jalan (roadmap) wisata kesehatan yang lebih terarah serta pembentukan kelompok kerja yang memastikan pengembangan berjalan end to end dan lintas sektor secara efektif.
Kedua kementerian juga akan memperkuat kurasi dan promosi layanan wisata kesehatan, termasuk penetapan standar pelayanan dan pengembangan produk prioritas. “Termasuk penyelenggaraan forum industri dan investasi untuk memperkuat ekosistem pendukung sektor,” katanya.
Menpar juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia, mulai dari pelatihan bahasa Inggris dan hospitality bagi tenaga kesehatan, pelatihan first aid bagi pemandu wisata, hingga pelatihan berbasis kompetensi untuk tenaga kerja wellness.
Ia optimistis bahwa peningkatan fasilitas dan layanan medis yang dijalankan Kemenkes akan mendukung upaya peningkatan indeks daya saing pariwisata nasional (TTDI). Menpar berharap Indonesia bisa naik dari peringkat 22 ke peringkat 20, bahkan menembus 10 besar dunia.
“Saya berharap penandatanganan MoU hari ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih terarah dan berkelanjutan,” kata Menpar.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi penguatan kerja sama ini dan menegaskan integrasi pariwisata dan kesehatan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Turut hadir mendampingi Menpar Widiyanti, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar Rizki Handayani serta Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto.***














