TERASJABAR.ID – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkuat kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui sinergi program dan kegiatan untuk mendorong pengembangan dan penyelenggaraan wisata kesehatan di Indonesia.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Jumat (21/11/2025), di Kantor Kemenkes, Jakarta.
“Kerja bersama ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pariwisata sekaligus menegaskan komitmen menghadirkan wisata kesehatan yang berkualitas, berkesinambungan, dan berdaya saing,” kata Menpar Widiyanti.
MoU tersebut menjadi dasar kolaborasi di berbagai bidang, mulai dari penyusunan kebijakan dan program wisata kesehatan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM); pertukaran serta pemanfaatan data dan informasi; pengembangan investasi dan pemasaran layanan kesehatan; hingga pembentukan kelompok kerja pariwisata kesehatan.
Menpar menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar dalam wisata kesehatan. Setiap tahun sekitar 2 juta WNI melakukan wisata medis ke luar negeri, menyebabkan potensi kebocoran devisa hingga 6 miliar dolar AS. Peluang ini menjadi ruang strategis bagi Indonesia untuk menyediakan layanan kelas dunia di dalam negeri, sekaligus memperkuat ekosistem layanan kesehatan nasional.
Pada sektor wellness tourism, Indonesia memiliki kekuatan intrinsik dari tradisi herbal, praktik pemulihan tubuh dan pikiran, serta keragaman bentang alam.
Nilai pasar wellness Indonesia mencapai 56,4 miliar dolar AS dengan pertumbuhan 6,65 persen pada 2019–2023. Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara dan salah satu yang tumbuh tercepat di Asia Pasifik.
“Kekuatan pasar wellness yang terus meningkat perlu dimanfaatkan sebagai momentum percepatan pengembangan medical dan wellness tourism,” ucap Menpar.














