TERASJABAR.ID – Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi sorotan setelah serangkaian insiden kecelakaan pendakian yang melibatkan warga negara asing. Setelah tragedi kematian pendaki asal Brasil, Juliana Marins, dan cedera serius seorang pendaki asal Swiss, kini giliran seorang pendaki asal Belanda yang dilaporkan terjatuh. Pihak berwenang segera mengerahkan helikopter untuk mempercepat proses evakuasi.
ADVERTISEMENT
- Insiden Pendaki Brasil dan Swiss
Pada 21 Juni 2025, Juliana Marins, seorang pendaki asal Brasil berusia 26 tahun, tewas setelah jatuh dari tebing setinggi 600 meter di Gunung Rinjani. Tubuhnya ditemukan empat hari kemudian pada 24 Juni 2025 setelah operasi penyelamatan yang rumit akibat cuaca buruk dan medan terjal. Sementara itu, pada 15 Juli 2025, seorang pendaki asal Swiss berusia 40 tahun dengan inisial BE mengalami patah kaki parah saat menuruni puncak, dan evakuasinya masih berlangsung hingga kini dengan bantuan helikopter. - Insiden Terbaru Pendaki Belanda
Pada Kamis, 17 Juli 2025, pendaki asal Belanda bernama Sarah Tamar van Hulten dilaporkan terjatuh di jalur pendakian Gunung Rinjani, tepatnya di rute Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Korban, yang tinggal di Denmark, menjadi fokus perhatian setelah laporan diterima oleh Kantor SAR Mataram pada siang hari dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, menyatakan bahwa tim penyelamat segera diberangkatkan untuk menangani insiden ini. - Operasi Penyelamatan Cepat
Tim rescue dari Pos SAR Kayangan dikerahkan pada pukul 14.20 WITA menggunakan truk personel yang membawa peralatan mountaineering, komunikasi, medis, dan pendukung lainnya. Untuk mempercepat evakuasi, pihak SAR Mataram langsung berkoordinasi dengan SGi Air Bali dan Kantor SAR Denpasar. Helikopter dari SGi Air Bali dilaporkan lepas landas dari Bali menuju lokasi kejadian pada pukul 15.45 WITA. Hariyadi menegaskan bahwa seluruh tim sedang bekerja maksimal untuk memastikan korban dievakuasi dengan selamat