Kang DS menuturkan bahwa film biografi dengan sub judul “Dari Lio Bata ke Pendopo” tersebut baru menampilkan sebagian kecil dari perjalanan hidupnya. Ia berencana memproduksi versi lengkapnya agar bisa ditayangkan secara profesional di layar lebar.
“Film ini baru seperempat jalan. Nanti kita sempurnakan lagi, mungkin durasinya sekitar satu jam. Targetnya bisa diputar di momentum Sumpah Pemuda menjelang satu abad atau pada momen nasional lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Bandung itu menuturkan bahwa sasaran utama penayangan film tersebut adalah pelajar di sekolah-sekolah. Menurutnya, generasi muda harus mendapat dorongan positif agar tidak mudah menyerah menghadapi keterbatasan.
“Anak-anak sekolah harus tahu bahwa setiap orang punya kesempatan yang sama untuk sukses. Jangan pernah merasa minder karena kondisi ekonomi. Yang penting hormat pada orang tua, rajin belajar, dan punya cita-cita besar,” tegasnya.
Dalam pesannya kepada para pemuda, Dadang mengingatkan pentingnya semangat kebangkitan dan produktivitas. Ia berharap pemuda masa kini tidak terjebak dalam kenyamanan, melainkan terus berinovasi dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.
“Pemuda zaman sekarang jangan tidur. Harus bangkit dan menjadi pemuda yang produktif. Kalau kita punya mimpi besar, spiritualitas tinggi, dan hati yang bersih, insya Allah kita bisa menghasilkan karya besar untuk kebangkitan bangsa dan negara,” pungkasnya.(**)


















