TERASJABAR.ID – Tahun 2025 baru berjalan beberapa pekan. Tiba-tiba Los Angeles County dihadapkan pada ujian berat. Kebakaran hutan kembali muncul. Kali ini di wilayah utara Los Angeles, tak jauh dari Danau Castaic.
Api di pagi itu dengan cepat meluas, dipicu angin kencang, udara kering, dan kelembapan yang rendah—kombinasi yang seolah menjadi “paket lengkap” bencana di California.
Dalam hitungan jam, lebih dari 4.000 hektare lahan dilalap api.
Puluhan ribu warga terpaksa meninggalkan rumah. Sebagian berusaha menyelamatkan harta benda, sebagian lain hanya membawa harapan dan rasa cemas.
Sekitar 31.000 orang diperintahkan mengungsi, sementara puluhan ribu lainnya bersiaga.
Bahkan satu penjara harus memindahkan hampir 500 narapidana demi keselamatan.
Pemandangan dramatis menghiasi perbukitan: pesawat dan helikopter mondar-mandir menjatuhkan air dan cairan penghambat api, sementara jilatan merah menyala terlihat jelas dari kejauhan.
Jalan raya utama ditutup, asap hitam menutup langit, dan bagi sebagian warga, perjalanan evakuasi terasa seperti melaju ke dalam mimpi buruk.
Meski demikian, para petugas pemadam kebakaran menunjukkan kesiapsiagaan yang lebih matang dibanding awal bulan, saat kebakaran besar Palisades dan Eaton menewaskan puluhan orang dan menghancurkan ribuan bangunan.
Kali ini, angin memang kencang, namun tidak sebrutal sebelumnya. Sumber daya pemadam juga lebih siap, memberi secercah optimisme bahwa api dapat dikendalikan.
Namun, ancaman tak berhenti di sana. Ketika hujan diperkirakan turun, kekhawatiran bergeser ke risiko banjir dan longsor.
Tanah yang hangus tak lagi mampu menyerap air. Pemerintah negara bagian pun bergerak cepat, menyiapkan karung pasir dan sumber daya darurat.
Kebakaran di awal 2025 ini kembali menegaskan satu hal pahit bagi California: tak ada lagi “musim kebakaran”.
Api bisa datang kapan saja. Dan bagi warga Los Angeles, tahun baru dibuka dengan asap, sirene, dan pengingat bahwa hidup di tengah perubahan iklim adalah tentang bertahan, bersiap, dan berharap.-***












