Ibu mertuanya pun tak mampu menahan emosi, bahkan sempat menjambak rambut sang menantu.
Namun, alih-alih merasa bersalah, wanita itu justru menanggapi kejadian tersebut dengan sikap menantang.
Ia meminta cerai secara langsung dan berbicara kasar kepada ibu mertuanya, membuat suasana semakin memanas.
Wanita itu juga mengklaim bahwa dirinya telah lama mengalami perlakuan buruk dari suaminya selama masa kehamilan, yang membuatnya merasa lelah secara emosional.
Mendengar tuduhan tersebut, sang suami hanya terdiam sejenak. Namun, karena kerumunan orang yang semakin ramai, ia kembali memarahi istrinya dan menegaskan bahwa perselingkuhan merupakan kesalahan besar yang tidak bisa dimaafkan.
Ia pun sepakat untuk bercerai, menegaskan bahwa rumah tangga mereka sudah tidak bisa dipertahankan.(*)