TERASJABAR.ID – Menjelang duel krusial melawan Indonesia dan Arab Saudi di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Irak dihadapkan pada tuntutan besar untuk tampil lebih buas dan efektif.
Salah satu suara keras datang dari eks bek Timnas Irak, Ali Bahjat, yang meminta agar tim belajar dari kegagalan masa lalu dan segera menyalakan semangat kebangkitan.
Sebagaimana diketahui, Irak tergabung di Grup B bersama dua tim kuat, dan dua kemenangan akan membuka peluang emas untuk tampil kembali di Piala Dunia setelah absen sejak 1986.
Dalam komentarnya, Bahjat tidak hanya menyoroti aspek teknis permainan, tetapi juga menyampaikan kritik tajam terhadap era kepelatihan Jesus Casas yang dianggap mengecewakan.
Secara khusus, ia menilai permainan Irak di bawah arahan Casas kehilangan identitas dan tidak mencerminkan reputasi besar Irak sebagai salah satu kekuatan sepak bola Asia.
Kini, tongkat estafet telah berpindah ke tangan Graham Arnold, pelatih berpengalaman yang sebelumnya membawa Timnas Australia menembus berbagai turnamen besar.
Meski begitu, Bahjat menegaskan bahwa sosok Arnold bukanlah penyihir instan, melainkan membutuhkan komitmen penuh dari para pemain untuk mewujudkan ambisi besar.
Sejalan dengan hal itu, ia mendesak nama-nama seperti Ali Jassim dan Aymen Hussein untuk keluar dari bayang-bayang dan menunjukkan kualitas terbaik mereka.
Tak hanya itu, Bahjat juga mengingatkan pentingnya keberlangsungan Liga Irak sebagai wadah yang membentuk ketahanan fisik dan mental para pemain sebelum berlaga di level internasional.
Dengan demikian, kolaborasi erat antara klub dan tim nasional akan menjadi fondasi utama yang menentukan nasib Irak dalam perburuan tiket menuju Piala Dunia 2026.***