TERASJABAR.ID – Selasa 4 November 2025, Pengurus Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Provinsi Jawa Barat melakukan audiensi dengan Ketua Penasehat IPSM Jabar, Kang Mamat Rahmat, yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Pertemuan ini membahas arah baru gerakan IPSM menjelang pengukuhan kepengurusan periode 2025–2030 serta persiapan rapat kerja organisasi.
Dalam kesempatan itu, Ketua IPSM Jawa Barat, Subchan Daragana, menyampaikan sejumlah gagasan strategis tentang pentingnya transformasi dan adaptasi IPSM terhadap perubahan sosial yang terjadi pasca-pandemi.
«“Hari ini realitas sosial berubah. Krisis sosial pasca-pandemi, gelombang pengangguran baru, kemiskinan digital, dan efisiensi anggaran pemerintah membuat tantangan kita tidak bisa dijawab dengan cara lama. PSM tak bisa hanya bergerak dalam senyap. Kita butuh reposisi peran dan rebranding gerakan,” ujarnya.»
Reposisi: PSM sebagai Penggerak, Bukan Sekadar Pendamping
Menurut Subchan, IPSM perlu menegaskan kembali perannya. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) bukan hanya pelaksana program bantuan sosial, melainkan penggerak dan katalisator gerakan sosial berbasis komunitas.
«“PSM harus menjadi pemersatu antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. Menjadi penguat solidaritas sosial dan jejaring kepedulian,” tambahnya.»
Rebranding: Hadir di Layar, Tidak Hanya di Lapangan
Subchan menilai, PSM juga perlu hadir di ruang digital agar gerakan sosial lebih dikenal luas dan membangun kepercayaan publik.
«“Kegiatan PSM harus terpublikasi. Harus hadir di Instagram, Facebook, YouTube, bahkan podcast. Karena branding membangun kepercayaan. Stakeholder akan percaya jika melihat dampak dan keterlibatan kita terdokumentasi dengan baik,” jelasnya.»
Langkah ini, lanjutnya, juga menjadi kunci untuk menarik generasi muda relawan dan dukungan CSR yang ingin terlibat dalam kerja-kerja sosial yang terukur dan inspiratif.

















