Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- Penyanyi Dangdut Senior Hamdan ATT Meninggal Dunia Akibat Stroke Berulang
- Bagaimana Menilai Kinerja Polri Berhasil?, Ini Ternyata Pandangan KDM
- HUT Bhayangkara ke-79, Kapolda Jabar Sebut Polri Butuh Koreksi Masyarakat
- Lowongan Kerja Operator Produksi Penuh Waktu di Pabrik Tas, Paddy Bandung, Lamar Disini
- 12 Posisi Sekaligus! Rumah Makan Abah Harja Bandung Gelar Loker Walk In Interview
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.