Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- Usulan PT LIB Tambah Kuota Pemain Asing Liga 1 Jadi 11, Warganet Berikan Kritik
- Pilihan Sulit Pengelolaan Sampah Bandung
- Ramalan Zodiak Cinta Hari ini, Jumat 16 Mei 2025: Aries Ada yang Tertarik Padamu dan Libra Memikat ! Cek yang Lainnya Disini
- Rest Area Karangkamulyan Resmi Beroperasi, Bupati Ciamis Harapkan Dorong Pariwisata
- MENGERASKAN! Lansia Asal Jombang Ditemukan Meninggal Membusuk di Rumahnya, Ternyata Ini Penyebabnya!
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.