Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- Matthias Sammer Kembali Kritik Manajemen Borussia Dortmund
- Warga Dayeuhkolot Sambut Gembira Pemasangan Pintu Air : “Harapan Baru untuk Masa Depan Bebas Banjir!”
- 652 Personel Gabungan Diterjunkan untuk Amankan Libur Nataru
- Kontingen Indonesia Penuhi Target SEA Games 2025, Tembus 80 Medali Emas
- Ditetapkan Tersangka, Ini Motif Youtuber Resbob Hina Suku Sunda dan Viking
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.

















