Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- Aksi Duduk 40 Menit! Pendukung West Ham Desak Sullivan dan Brady Angkat Kaki
- Fiorentina Beri Ultimatum! Nasib Pelatih Stefano Pioli di Ujung Tanduk
- Christian: Perbarui Raperda Kesejahteraan Sosial, Kota Bandung Ingin Perkuat Transparansi dan Akuntabilitas
- Manuel Akanji Nikmati Hidup di Serie A, Masa Depan Bersama Inter Masih Tanda Tanya
- Spalletti Bawa Angin Segar, Juventus Raih Dua Kemenangan Beruntun di Serie A
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.

















