Selain itu, posisi geografis Indonesia yang jauh dari pusat konflik global, seperti Timur Tengah, Eropa, atau Asia Timur, memberikan lapisan perlindungan alami. Indonesia juga tidak memiliki sejarah keterlibatan langsung dalam konflik bersenjata berskala besar di era modern, yang membuatnya kurang menarik sebagai target militer.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa meskipun Indonesia relatif aman dari serangan militer langsung, dampak ekonomi dari perang global tetap akan terasa. Sebagai negara importir minyak, Indonesia berpotensi menghadapi kenaikan harga bahan bakar jika Selat Hormuz terganggu, yang dapat memicu inflasi dan kenaikan harga komoditas. “Dampak ketidakpastian yang bisa kita rasakan secara langsung adalah harga minyak dunia,” kata Fithra Faisal Hastiadi, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Di tengah ketegangan global yang dipicu oleh konflik Iran-Israel dan keterlibatan adikuasa seperti Amerika Serikat dan Rusia, Indonesia muncul sebagai salah satu negara teraman di dunia, menurut Daily Mail. Netralitas politik, kebijakan luar negeri bebas aktif, dan posisi geografis yang strategis menjadikan Indonesia sebagai tempat yang relatif terlindungi dari ancaman perang langsung. Namun, tantangan ekonomi akibat gangguan rantai pasok global tetap perlu diwaspadai. Dengan diplomasi yang kuat dan kesiapsiagaan nasional, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan posisinya sebagai oase stabilitas di tengah badai geopolitik dunia.