Hingga kini, setidaknya beberapa pasien lain telah melapor ke polisi dengan tuduhan serupa, mengindikasikan bahwa kasus ini bukanlah insiden tunggal. Pihak kepolisian Garut membenarkan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.
“Kami telah menerima beberapa aduan dan sedang memeriksa bukti, termasuk rekaman CCTV. Pelaku akan diproses sesuai hukum,” ujar seorang perwakilan Polres Garut, meski belum memberikan keterangan resmi lebih lanjut.
Pihak klinik tempat dokter tersebut praktik juga dikabarkan telah menangguhkan yang bersangkutan sembari menunggu hasil investigasi. Namun, hal ini tidak meredam kemarahan publik yang menuntut pertanggungjawaban lebih besar, termasuk evaluasi terhadap pengawasan tenaga medis di fasilitas kesehatan.
- RB Leipzig Pasang Harga Klausul Rilis €60 Juta untuk Johan Bakayoko
- DPRD Kuningan Soroti Perubahan Raperda Perumda BPR Menjadi Perseroda
- FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil
- Polres Kuningan Ungkap 13 Kasus Narkoba dan Meringkus 17 Tersangka
- Kasipidsus Kejari Kota Bandung: Pemeriksaan Berlangsung 7 Jam, Lebih dari 3 Saksi Diperiksa
Kasus ini menambah daftar panjang kekhawatiran masyarakat terhadap pelanggaran etika di dunia medis, terutama dalam profesi yang menangani pasien rentan seperti dokter kandungan.
Warganet ramai menyerukan pentingnya pengawasan ketat, pelatihan etika profesi, hingga pemasangan CCTV dengan akses terbatas untuk melindungi pasien tanpa melanggar privasi.
Sementara itu, nama Muhammad Syafril Firdaus menjadi sorotan dan trending di mesin pencari pada 15 April 2025, seiring banyaknya pembahasan di X dan platform lain. Publik kini menanti perkembangan lebih lanjut dari penegak hukum untuk memastikan keadilan bagi para korban.

















