Habis Santap Makan Bergizi Gratis di Tasik, Puluhan Siswa Alami Keracunan

TERASJABAR.ID- TASIKMALAYA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Rajapolah, Tasik, Jabar, makan korban. Puluhan pelajar dari dua sekolah mengalami keracunan.

Para siswa merasakan gejala yang muncul antara lain sakit perut, diare hebat, mual, dan tubuh lemas. Diduga gejala tersebut berkaitan dengan konsumsi makanan yang dibagikan pihak sekolah, Kamis(1/5/2025).

Salah seorang siswi SMP Negeri 1 Rajapolah, berinisial DF (13), mengatakan, semua teman-teman di sekolah menyantap makan siang gratis yang dibagikan oleh pihak sekolah, "Makanan tersebut terdiri dari nasi, daging, sayuran, dan buah, "ujarnya

Menurut korban, dia makan sekitar pukul 11 siang di sekolah dan sore masih terasa biasa saja. "Baru malamnya mulai sakit perut dan mulai buang air besar terus-menerus sampai tujuh kali di tambah muntah” katanya saat menjalani perawatan di Puskesmas Rajapolah, Kamis (1/5/2025).

DF mengaku masih merasa mual, lemes meski sudah menjalani perawatan awal. “Perut masih mulas dan tenaga terasa habis,” ujarnya.

"Saya datang ke Puskesmas ditemani orang tua karena gejala tak kunjung reda dan saat di puskesmas teman saya juga ada di sana dan dia juga sama merasakan seperti saya, " tambahnya.

Bahkan sejumlah orang tua siswa dari berbagai sekolah di Rajapolah melaporkan gejala serupa dan terasa pada malam hari.

Salah seirang, orang tua siswa SD, berinisial DD mengatakan bahwa anaknya mulai menunjukkan gejala sekitar pukul 01.00 dini hari, mendadak mengalami diare.

"Pagi tadi saya belikan air kelapa muda untuk diminum agar perutnya sedikit membaik,” ujarnya.

Diketahui, keracunan makan bergizi gratis yang diberikan oleh pihak sekolah itu jumlahnya ada sekitar 19 anak. “Sebagian besar orang tua memilih merawat anak-anaknya di rumah karena gejalanya masih bisa ditangani.,” katanya.

Akibat keracunan, para orang tua anak lebih memilih pengobatan tradisional sebagai bentuk pertolongan pertama, seperti memberikan air kelapa hijau untuk membantu menetralisir racun atau membersihkan saluran pencernaan.

“Kami ingin lihat kondisi anak dulu, kalau makin parah baru kita membawa anak ke puskesmas,” katanya.

Hingga Kamis malam, pihak sekolah maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait keracunan pada anak-anak siswa di Rajapolah itu. (Kris)