DF mengaku masih merasa mual, lemes meski sudah menjalani perawatan awal. “Perut masih mulas dan tenaga terasa habis,” ujarnya.
“Saya datang ke Puskesmas ditemani orang tua karena gejala tak kunjung reda dan saat di puskesmas teman saya juga ada di sana dan dia juga sama merasakan seperti saya, ” tambahnya.
Bahkan sejumlah orang tua siswa dari berbagai sekolah di Rajapolah melaporkan gejala serupa dan terasa pada malam hari.
Salah seirang, orang tua siswa SD, berinisial DD mengatakan bahwa anaknya mulai menunjukkan gejala sekitar pukul 01.00 dini hari, mendadak mengalami diare.
“Pagi tadi saya belikan air kelapa muda untuk diminum agar perutnya sedikit membaik,” ujarnya.
Diketahui, keracunan makan bergizi gratis yang diberikan oleh pihak sekolah itu jumlahnya ada sekitar 19 anak. “Sebagian besar orang tua memilih merawat anak-anaknya di rumah karena gejalanya masih bisa ditangani.,” katanya.
Akibat keracunan, para orang tua anak lebih memilih pengobatan tradisional sebagai bentuk pertolongan pertama, seperti memberikan air kelapa hijau untuk membantu menetralisir racun atau membersihkan saluran pencernaan.