Didorong utk meraup cuan sebanyak banyaknya dlm tempo singkat, utk dapat bongkahan baru alam, mereka gunakan BOM n ALAT BESAR. Mereka, para pengusaha, begitu leluasa gunakan alat alat modern, karena merasa sudah bayar kpd ‘negara’. Beberapa kali korban tewas tergulung batu, tak pernah hiraukan.
Inilah yang sesungguhnya telah terjadi, premanisme’ sejak puluhan tahun lama nya. Saatnya, mereka harus sadar. Tak perlu beralasan sbg penyedia lapangan pekerjaan.
Belum lagi dampak dari maraknya penggunaan mesin batu di sepanjang jalan Dukuh puntang, limbahnya sungguh telah merusak rendemen kesuburan tanah sawah dari hulu hingga hilir. Produktifitas padi dan hasil pertanian lainnya terus merosot. Mana ada kuwu, camat hingga bupati sekalipun perduli dgn rusaknya ekosistem tersebut. Mereka menikmati cuan ‘haram, dari gunung.
Di kawasan itu tdk lagi ditemukan kali yg jernih airnya utk wahana jeburan anak anak desa. Tak akan lagi menemukan udang, ikan dan biota lainnya di sepanjang kali tersebut.