Terlebih lagi dampak dari maraknya penggunaan mesin batu di sepanjang jalan Dukuh Puntang, limbahnya sungguh telah merusak rendemen kesuburan tanah sawah dari hulu hingga hilir.
Produktivitas padi dan hasil pertanian lainnya terus merosot. “Mana ada kuwu, camat hingga bupati sekalipun perduli dengan rusaknya ekosistem tersebut,” katanya.
Di kawasan itu tidak lagi ditemukan kali yang jernih airnya untuk wahana ‘jeburan” anak anak desa. Tak akan lagi menemukan udang, ikan dan biota lainnya di sepanjang kali tersebut.
“Harapanku sebagai pemerhati lingkungan, saatnya kini, gubernur ‘pemberani’ itu benar benar mengembalikan fungsi hutan, fungsi gunung ke habitatnya,” tuturnya.
“Bila dalam waktu satu dua bulan ke depan tidak ada perubahan, itu berarti Titah gubernur hanya dianggap angin lalu. Cukup, cukuplah sudah akhiri korban dari kaum marginal ku ini,” tutup dia.***
Editor: van