TERASJABAR.ID – Aneh bin ajaib! Harga beras di pasaran tetap tinggi, padahal stok cadangan beras pemerintah (CBP) tercatat melimpah.
Anomali itulah yang kini disoal Anggota Komisi IV DPR RI Sonny T. Danaparamita.
“Mengapa harga beras di pasar tetap tinggi, padahal stok CBP mencapai ±3,9–4 juta ton? Tentu bukan prestasi jika stok melimpah namun masyarakat kesulitan membeli beras dengan harga terjangkau,” ujar Sonny, seperti ditulis Parlementaria, pada Kamis, 4 September 2025.
Hingga 24 Agustus 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog mencapai 3,91 juta ton, ditambah stok komersial 8.950 ton sehingga totalnya 3,92 juta ton.
Meski begitu, harga beras di pasar tetap melambung meski HET beras medium sudah dinaikkan melalui SK Bapanas No. 299/2025.
BACA JUGA: Neng Eem Desak Klarifikasi Isu Ompreng Berminyak Babi: Jika Terbukti, Harus Diberi Sanksi Tegas
Sonny menilai kondisi ini menandakan adanya masalah serius dalam distribusi dan pengelolaan stok.
Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga, sehingga pemerintah bersama Bulog perlu mengambil langkah strategis dan agresif.
Sonny mendesak Bulog segera menyalurkan beras ke pasar daerah secara cepat dan tepat sasaran, serta menerapkan prinsip first in, first out (FIFO) untuk mencegah penurunan mutu.
Ia juga meminta agar beras impor yang masih layak konsumsi segera dilepas agar tidak merugikan negara.
Selain itu, ia menyoroti disparitas harga antardaerah, terutama di wilayah timur Indonesia yang harganya bisa dua kali lipat dibanding Pulau Jawa.
Menurutnya, tingginya ongkos transportasi tidak bisa dijadikan alasan untuk membebani masyarakat.
Sonny juga mengingatkan pemerintah, Bulog, dan aparat penegak hukum agar mengawasi potensi praktik spekulasi, penimbunan, maupun kartel yang mempermainkan harga.
“Rakyat kecil tidak boleh menjadi korban permainan harga,” tegasnya.-***