Oleh: Taufik Abriansyah (Wartawan Senior)
Gowes dari Cimahi ke Papua. Ini kisah perjalanan Taufik. Pagi ini saya bangun saat suara tahrim sebelum subuh dari masjid terdengar. Bergegas saya bangun untuk cuci muka. Sayang rasanya kalau melewatkan Shalat Subuh berjamaah di masjid di Labuan Bajo ini.
Saya kenakan sarung dan kemeja. Berjalan saya ke Masjid Agung Nurul Falaq, yang letaknya hanya beberapa meter saja dari tempat saya menginap.
Saya menginap di satu kamar rumah milik Pak Nuardi, keponakan temannya Pak Turjihad (teman saya Ketua P3SRS Jatinangor). Rumahnya tidak jauh dari pelabuhan. Tadi malam kami bahkan sempat Shalat Maghrib bareng di masjid, sebelum kemudian saling menyapa dan berkenalan.
Selepas Shalat Subuh, saya tak langsung pulang. Jalan-jalan dulu menikmati suasana Kota Labuan Bajo yang mulai menggeliat. Kebanyakan toko masih tutup. Hanya satu dua saja yang mulai bersiap-siap buka.
Suasananya mirip-mirip di Kuta, Bali. Jalan sempit satu arah. Tapi dengan pedestarian untuk pejalan kaki yang nyaman. Banyak kafe tempat nongkrong di sepanjang jalan. Banyak pula tempat yang menawarkan paket wisata ke Pulau Komodo.
Namun sayang berwisata ke Pulau Komodo masih terbilang mahal. Sekitar Rp 1.350.000 perorang. Rasanya sayang keluar uang sebanyak itu hanya untuk melihat kadal raksasa. “Itu harga paket tidak hanya melihat komodo. Tapi juga berkunjung ke pulau lain dan juga snoorkling,” kata Pak Nuardi, yang sering mengantarkan tamu dengan kapal.