Lalu bergabung Om Zul beserta istrinya, Mbak Yeni, dan anak bungsunya, Bilal, untuk melepas keberangkatan saya. Mereka tinggal di rumah induk. Terpisah beberapa meter dari Rumah Pohon. “Tapi sebelum berangkat monggo sarapan dulu, pak,” kata Mbak Yeni.
Alhasil kami sarapan dulu. Mbak Yeni menyajikan sarapan dengan menu kari ayam pagi ini.
Saat berpamitan, saya menyerahkan medali kepada Om Zul. “Semoga Allah membalas kebaikan Om Zul beserta keluarga dengan rezeki melimpah,” kata saya. Dalam touring kali ini saya sengaja membuat medali yang saya berikan kepada mereka yang selama ini saya ketahui menjadi tempat persinggahan para peturing bersepeda.
Om Zul dan Pakde Dumehno lalu bergantian memanjatkan doa untuk kelancaran perjalanan saya. Menjelang jam 07.00 saya bergerak meninggalkan Rumah Pohon. Mengayuh lagi ke arah Banyuwangi.
Tidak jauh dari Rumah Pohon ternyata ada Pasar Wirolegi. Setelah itu ada jembatan dan gapura batas kota Jember. Maksudnya mungkin batas kecamatan. Karena setahu saya wilayah Kabupaten Banyuwangi masih jauh lah.
Selepas Wirolegi kontur jalan sudah mulai terasa menanjak. Landai saja. Untungnya cuaca sangat bersahabat. Matahari belum menampakkan diri. Cuma masalahnya hidung meler saya belum pulih. Tiap beberapa kilo harus berhenti untuk buang ingus.
Sampai daerah Mayang saya bisa melaju cepat. Walaupun terasa nenanjak, tapi saya masih cukup tenaga. Di depan Kantor Kecamatan Mayang saya melihat banyak pedagang burung. Uniknya mereka semua pakai motor.