Hari ini saya berkesempatan subuh berjamaah di masjid Nurul Huda, tidak jauh dari rumah pohon. Saya terbangun oleh suara tahrim menjelang azan yang disetel kenceng. Yang mengesankan saya, di antara jamaah subuh ini ada beberapa remaja berusia tanggung. Di tempat lain biasanya jamaah subuh hanya ada golongan sepuh.
Pagi ini Jember terasa dingin. Padahal suhu menunjukkan angka 24 derajat celcius. Hidung saya meler. Sebentar-sebentar harus buang ingus.
Setelah shalat saya kembali ke Rumah Pohon. Bikin kopi. Dan nyantai menikmat suasana alam sambil mencicil tulisan laporan perjalanan.
Saat hari mulai terang, dua bocah naik ke Rumah Pohon. Rupanya mereka anak-anak Om Zul. Satu berusia 10 tahun (bernama Albert), dan satu berusia 4 tahun (bernama Bilal). “Om minta gantungan kunci,” kata Bilal.
Mereka rupanya melihat saya tadi malam bagi-bagi gantungan kunci. Tapi hanya untuk anak yang bisa menjawab pertanyaan. Lalu mereka memberanikan diri mendatangi saya.
Kedua anak ini tampak girang saat saya bagi gantungan kunci. Apalagi saya kasih tambah mainan yang sengaja saya ambil dari warung sebagai bekal. Satu ewang.
Lantaran hari ini tidak gowes antar kota, jadi saya isi dengan mencuci baju yang kotor. Cuci ala kadar. Rendam deterjen lalu kucek-kucek. Sebenarnya sejak touring ke Sabang, saya sudah tidak lagi memakai pola nyuci sendiri. Tetapi nyuci di laundry.