Pak Renny dan Pak Andrianto saya kenal saat sering bolak-balik ke Papua beberapa tahun lalu. Keduanya adalah pejabat Bank Papua yang menangani langsung kemitraan dengan saya: yaitu membuat majalah internal Bank Papua.
Karena secara rutin sering bertemu dan dalam rentang waktu yang cukup lama (ada sekitar enam tahun) kami akhirnya akrab. Meski tidak lagi bekerja sana dengan Bank Papua, dan tidak hanya kepada Pak Renny dan pak Andrianto, saya masih tetap menjalin komunikasi dengan beberapa teman lainnya di Bank Papua .
Dari ruang kerjanya, Pak Renny lalu mengajak kami turun ke kantin. Meneruskan obrolan sambil ngopi. Saling berbagi cerita karena sudah lama sekali tidak bertemu. Berkali-kali saya minta maaf karena bertamu dalam keadaan basah kuyup.
Lebih dari satu jam berbincang-bincang kami bubar. Pak Renny dan Pak Andrianto punya agenda lain, sedangkan saya akan menemui Mbah Marwi, peturing dari Fedjo (Federal Jogjakarta) yang tinggal di jalan Taman Siswa.
Sebelum berpisah kami foto bareng dulu. Pak Renny nitip brosur penerimaan mahasiswa baru UP 45 untuk saya bagikan di tempat-tempat strategis.
Dari Babarsari saya kemudian bergerak melalui jalan Adisucipto dan flyover Lempuyangan. Sebenarnya ini jalan agak memutar, tapi saya bermaksud mampir dulu di Masjid Agung Pakualaman untuk shalat Asar. Masjid ini menjadi tujuan favorit saya setiap berkunjung ke Jogja. Rasanya enak saja selonjoran di pendopo masjid ini.
Saat memeriksa pannier untuk ngambil sarung, saya akhirnya memastikan isi tas semua dalam keadaan basah. Repot juga kalau nginep di tempat orang.
Di Jalan Taman Siswa akhirnya saya merapat di sebuah penginapan kelas ekonomi. Kunjungan ke Mbah Marwi saya tunda besok.
Di dalam kamar semua isi tas dikeluarkan dan dijemur. Pakaian yang kotor saya bawa ke laundry tidak jauh dari situ.
Hujan kembali turun.
Jogjakarta, 02 Mei 2025