TERASJABAR.ID – Food combining merupakan pola makan yang menekankan pada pengaturan kombinasi makanan sesuai jenis nutrisinya.
Metode ini sudah dikenal sejak lama dengan dasar pemikiran bahwa pencampuran makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah pencernaan, penumpukan zat beracun, hingga meningkatkan risiko penyakit.
Sebaliknya, kombinasi makanan yang seimbang diyakini mampu menunjang proses penyembuhan alami serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Dalam praktiknya, makanan dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama.
Kelompok asam meliputi daging, ikan, produk susu, dan gandum.
BACA JUGA: Tips Aman Mengonsumsi Daun Binahong dan Potensi Risikonya
Kelompok netral mencakup lemak, pati, serta gula.
Sementara kelompok basa terdiri atas buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Tujuan utama pengelompokan ini adalah mengurangi produksi asam berlebih yang dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh.
Beberapa prinsip umum yang dianut dalam food combining antara lain: protein tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan karbohidrat, protein sebaiknya tidak dipadukan dengan lemak, serta karbohidrat sebaiknya tidak dikombinasikan dengan makanan yang bersifat asam.
Selain itu, gula dianjurkan dikonsumsi secara terpisah, buah tidak dimakan bersamaan dengan sayur, serta buah dan susu sebaiknya diminum saat perut kosong.
Food combining juga mempertimbangkan keseimbangan pH tubuh. Normalnya, pH darah berada pada kisaran 7,35–7,45, sedangkan pH lambung sekitar 3,5 atau lebih rendah untuk membantu proses pencernaan.
Meski demikian, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa food combining lebih efektif dibandingkan pola makan seimbang.
Namun, pendekatan ini dianggap bermanfaat karena mendorong konsumsi buah, sayur, serta air putih, sekaligus membatasi makanan olahan, lemak, dan gula berlebih.
Bagi sebagian orang, terutama yang ingin menurunkan berat badan, food combining bisa menjadi alternatif selama disertai gaya hidup sehat.
Walau klaim manfaatnya masih kontroversial, beberapa prinsipnya tetap relevan diterapkan.
Namun, disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum mengikuti pola ini secara rutin.-***