TERASJABAR.ID – Tahun ajaran baru 2025/2026 di Kabupaten Ngawi diwarnai dengan fenomena menurunnya jumlah peserta didik di sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN).
Tercatat, enam SDN di wilayah tersebut hanya memperoleh satu siswa baru dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Kondisi ini tersebar di empat kecamatan berbeda, antara lain SDN Dempel 1 di Kecamatan Geneng, SDN Mojo 1 di Kecamatan Bringin, SDN Jenggrik 1 di Kecamatan Kedunggalar, serta SDN Karangbanyu 3, SDN Sidolaju 5, dan SDN Kayutrejo 2 di Kecamatan Widodaren.
Fenomena ini dipengaruhi oleh minimnya lulusan taman kanak-kanak di sekitar wilayah tersebut, serta persaingan yang semakin ketat antar sekolah.
Seiring berkembangnya kualitas layanan pendidikan, banyak orang tua cenderung lebih selektif dalam memilih sekolah dasar, terutama yang dinilai unggul atau mudah diakses.
Tak hanya enam sekolah tersebut, terdapat empat SDN lainnya yang juga mengalami situasi serupa meski tidak ekstrem, yakni hanya mendapatkan dua siswa baru.
RELATED POSTS
Sekolah-sekolah itu mencakup SDN Kayutrejo 3 di Kecamatan Widodaren, SDN Gempol 1 di Kecamatan Karangjati, SDN Tulakan 6 di Kecamatan Sine, serta SDN Dampit 3 di Kecamatan Bringin.
Merespons kondisi ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi sedang mempertimbangkan penerapan langkah regrouping atau penggabungan sekolah.
Opsi ini dinilai sebagai solusi jangka panjang guna menjaga efisiensi pengelolaan pendidikan sekaligus memastikan mutu pembelajaran tetap terjaga.
Langkah tersebut juga akan dijadikan bahan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan dan distribusi sekolah dasar di setiap kecamatan.
Dengan penataan ulang, diharapkan sistem pendidikan dasar di Ngawi tetap mampu beradaptasi dengan dinamika jumlah siswa dari tahun ke tahun.(*)