TERASJABAR.ID – Jika Mikel Arteta ingin melihat seperti apa Arsenal bermain tanpa kehadiran Gabriel, maka laga melawan Bayern Munich menjadi ujian sesungguhnya.
Kemenangan besar 4-1 atas Tottenham pekan lalu belum memberikan gambaran nyata, karena Spurs hanya mencatat dua tembakan tepat sasaran dan sangat jarang mengancam pertahanan Arsenal.
Situasinya akan sangat berbeda saat menghadapi Bayern.
Tim besutan Vincent Kompany tampil luar biasa musim ini dengan torehan 17 kemenangan dari 18 laga di semua kompetisi.
Mereka memimpin klasemen Liga Champions dengan catatan sempurna dan unggul dari Arsenal dalam produktivitas gol.
BACA JUGA: Augsburg Amankan Matsima di Tengah Krisis Lini Belakang
Pertandingan ini sebagian besar dipandang sebagai bentrokan antara lini serang tersubur melawan pertahanan terkuat.
Arsenal belum kebobolan satu gol pun di Liga Champions, hanya menghadapi tujuh tembakan tepat sasaran.
Sementara itu, Bayern datang sebagai pencetak gol terbanyak dengan 14 gol dari empat pertandingan.
Nama Harry Kane otomatis menjadi pusat perhatian.
Penyerang Inggris itu telah mencetak 26 gol musim ini dan memiliki rekor mengesankan melawan Arsenal.
Tugas bek-bek Arsenal makin berat karena Gabriel harus menepi akibat cedera paha.
Piero Hincapié kemungkinan kembali dipercaya mengisi lini belakang.
Namun Bayern bukan hanya soal Kane. Michael Olise tampil menonjol di sisi sayap, Serge Gnabry tetap berbahaya, sementara talenta remaja Lennart Karl mulai mencuri perhatian.
Dengan laga penting melawan Chelsea menanti, Arteta mempertimbangkan rotasi.
Namun ia juga tak ingin kehilangan momentum dari kemenangan derby.
Arteta menegaskan timnya harus tampil agresif, efisien, dan penuh energi untuk mempertahankan posisi kuat mereka.-***
















