TERASJABAR.ID – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Panggah Susanto, menyoroti kekurangan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang kini menjadi persoalan serius dan perlu segera ditangani pemerintah.
Ia menegaskan, penyuluh merupakan ujung tombak yang berperan penting dalam menjaga produktivitas serta kualitas pertanian nasional, khususnya di daerah sentra pangan seperti Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Penyuluh pertanian adalah ujung tombak. Mereka yang mendampingi petani di lapangan, memberikan bimbingan teknis, mengawasi pola tanam, hingga memastikan penggunaan pupuk dan benih tepat. Kalau penyuluhnya kurang, produktivitas bisa turun,” ujar Panggah,sebagaimana ditulis Parlementaria pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Menurut Panggah, banyak penyuluh yang beralih profesi setelah adanya penyerapan tenaga PPPK, menyebabkan kekosongan di sejumlah wilayah.
Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada target swasembada pangan nasional 2027.
BACA JUGA: Roy Suryo Ungkap Dugaan “Pasal Selundupan” yang Diterbitkan KPU untuk Gibran
Berdasarkan data Kementerian Pertanian 2024, jumlah penyuluh aktif di Indonesia sekitar 49.900 orang, jauh dari kebutuhan ideal 75.000 orang untuk mendampingi lebih dari 33 juta petani.
Artinya, terdapat kekurangan sekitar 25.000 tenaga penyuluh di lapangan.
Situasi ini paling terasa di daerah lumbung pangan seperti Sumatera Selatan, yang memiliki lebih dari 470 ribu hektare lahan sawah dan 650 ribu rumah tangga petani.
Karena itu, ia menyambut baik langkah Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian yang berencana menambah jumlah penyuluh di wilayah sentra pangan.
Selain penambahan tenaga, Panggah menekankan pentingnya peningkatan kompetensi dan kesejahteraan penyuluh, karena mereka berperan sebagai pengarah utama bagi petani.
Ia menegaskan, tanpa dukungan penyuluh yang memadai, target reformasi pertanian dan ketahanan pangan nasional sulit tercapai.-***