Salah satu poin penting Bupati menekankan pada upaya peningkatan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan potensi yang sudah ada, terutama di wilayah selatan Ciamis.
“Kita tidak perlu mencetak sawah baru. Di wilayah selatan, khususnya di Kecamatan Lakbok dan Purwadadi, terdapat sekitar 6.000 hektare lahan sawah yang potensial namun terkendala masalah air sering kebanjiran saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau,” ungkapnya.
Bupati juga menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah telah mengalokasikan dana sekitar Rp7 miliar untuk kompensasi pengelolaan air di wilayah tersebut. Namun, upaya ini belum cukup. Pihaknya meminta dukungan KTNA Nasional untuk menyampaikan kebutuhan ini ke Kementerian Pertanian RI, agar dilakukan normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur irigasi.
“Jika permasalahan air di wilayah Lakbok bisa diselesaikan, maka petani bisa panen 2 hingga 3 kali setahun. Dalam waktu dekat, Ciamis sangat mungkin mencapai swasembada pangan,” lanjutnya.
Selain fokus pada padi, kabupaten Ciamis berpotensi komoditas lain seperti jagung, ikan, dan daging ternak. Karena saat ini Ciamis merupakan salah satu daerah penyuplai daging terbesar kedua di Jawa Barat.***