Dr. Bae dari Korea Institute of Oriental Medicine menjelaskan bahwa Tzuyang termasuk individu dengan metabolisme basal yang tinggi.
Orang dengan kondisi ini, yang sering disebut memiliki “panas di perut,” cenderung mencerna makanan lebih cepat. Selain itu, mekanisme otak Tzuyang tampaknya tidak merespons sinyal kenyang dengan baik. Saat ia makan dalam porsi besar, perutnya yang mengembang justru menstimulasi pusat rasa kenyang di otak untuk tidak bekerja optimal, sehingga ia bisa terus makan tanpa merasa kenyang.
Namun, kondisi ini juga memiliki efek samping. Karena makanan diproses dan dikeluarkan dengan cepat, tubuh Tzuyang tidak selalu menyerap nutrisi secara maksimal. Tzuyang sendiri pernah mengungkapkan bahwa ia sering harus berlari ke kamar mandi setelah makan dalam porsi besar, menandakan bahwa sistem pencernaannya bekerja sangat cepat.
Ia juga menyebutkan bahwa kondisi ususnya tidak sepenuhnya sehat, yang mungkin terkait dengan pola makan ekstremnya
Tetap Sehat Meski Tanpa Olahraga?
Menariknya, Tzuyang mengaku tidak rutin berolahraga, meskipun baru-baru ini ia mulai pergi ke gym dan mengalami penambahan berat badan sekitar 3 kg akibat pertambahan massa otot.
Berat badannya kini berkisar di angka 50 kg, naik dari sebelumnya 47 kg. Meski begitu, dengan BMI sekitar 17,5 (di bawah rata-rata 20-22 untuk perempuan), Tzuyang tetap terlihat sangat langsing
Hasil pemeriksaan kesehatannya menunjukkan bahwa ia dalam kondisi sehat secara umum, dengan ukuran perut yang ternyata tidak berbeda jauh dari orang kebanyakan dalam keadaan kosong. Namun, kemampuan perutnya untuk meregang dan sistem pencernaannya yang cepat menjadi kunci di balik aksi mukbangnya yang menakjubkan