TERASJABAR.ID – Fenomena sound system “horeg,” yang dikenal dengan dentuman bassnya yang menggelegar, kembali menjadi sorotan belakangan ini. Pemilik sound horeg, yang identitasnya tidak disebutkan secara spesifik, baru-baru ini memberikan tanggapan terhadap kritik yang dilayangkan oleh masyarakat, terutama dari Jakarta.
Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, ia menyatakan bahwa orang-orang yang komplain terhadap sound horeg adalah mereka yang “sok SDM tinggi,” merujuk pada persepsi bahwa warga Jakarta sering kali merasa superior karena sumber daya manusia (SDM) yang lebih tinggi.Latar Belakang KontroversiSound horeg, yang awalnya populer di Jawa Timur, kini telah menyebar ke berbagai daerah, termasuk Jakarta.
Sistem suara ini sering digunakan dalam acara-acara seperti pernikahan, kampanye politik, hingga hiburan jalanan. Namun, keberadaannya tidak lepas dari kritik keras, terutama karena tingkat kebisingan yang dihasilkan.
Menurut laporan dari The Jakarta Post (2025-07-10), banyak warga mengeluhkan kerusakan properti, seperti pecahnya kaca jendela dan atap rumah, akibat getaran dari sound horeg.Selain itu, praktik ini juga menuai penolakan dari kalangan agama. Beberapa pondok pesantren dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat telah menyatakan sound horeg sebagai haram karena dianggap mengganggu ketertiban umum dan berdampak negatif terhadap masyarakat sekitar (detik.com, 2025-07-15).