Ia menyebut sentimen negatif dari pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden AS Donald Trump direspons negatif oleh negara-negara yang dinaikkan tarifnya. Ini menjadi pemicu utama pelemahan rupiah.
Menurut dia, pasar khawatir bahwa ekonomi global takkan baik-baik saja karena mengalami penurunan akibat perang dagang yang didorong kebijakan tarif resiprokal AS.
Hal ini memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman.
Pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih bagus dari proyeksi.
“Kita masih nunggu respons pasar terhadap hasil negosiasi, bisa saja Trump melunak, dan positif lagi untuk harga aset berisiko,” tuturnya.***