TERASJABAR.ID – Mantan bek AC Milan, Alessandro Florenzi, dan legenda Liga Primer, Paolo Di Canio, terlibat perdebatan panas mengenai potensi Rafael Leao usai hasil imbang tanpa gol antara Milan dan Juventus di Serie A pada Minggu malam.
Leao baru dimainkan pada menit ke-60 di Stadion Allianz.
Sebelumnya, Christian Pulisic gagal mengeksekusi penalti yang bisa membawa Rossoneri unggul, sementara Leao menyia-nyiakan peluang emas pada menit-menit akhir pertandingan.
Pemain asal Portugal itu memang sempat absen di awal musim karena cedera, tetapi kini mulai kembali tampil dalam formasi 3-5-2 sebagai penyerang tengah.
BACA JUGA: Pelatih Nagelsmann Kehilangan Nick Woltemade, Pemain Newcastle Absen karena Flu
Usai laga, Florenzi menilai bahwa Leao adalah pemain luar biasa yang belum sepenuhnya menyadari potensinya.
“Tugas utama pelatih adalah menemukan posisi terbaik untuk Rafa. Dia bukan pemain biasa, dia sangat kuat dan berkembang pesat di bawah Pioli,” ujar Florenzi, seperti ditulis Football Italia pada Senin, 6 Oktober 2025.
Namun, Di Canio menilai sebaliknya.
“Dia butuh konsistensi. Leao sering merasa dirinya sudah cukup hebat, tapi justru itu yang membuatnya kehilangan ketajaman di momen penting,” kata mantan pemain West Ham itu.
Florenzi kemudian menambahkan bahwa gaya bermain Leao sebenarnya lebih cocok untuk Liga Primer Inggris.
“Saya mengenalnya dengan baik. Leao pemain yang jujur dan tulus. Dia akan bersinar di Premier League,” ujar Florenzi.
Di Canio langsung membantah pernyataan tersebut, menyebut bahwa sepak bola Inggris kini jauh lebih cepat dan keras dibanding era sebelumnya.
“Premier League bukan lagi seperti tahun 1980-an. Ritmenya gila, cepat, fisikal, dan tanpa kompromi. Kalau jatuh sedikit saja, mereka akan menertawakanmu,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa bahkan striker top seperti Mutu dan Shevchenko kesulitan di Inggris karena level kompetisinya sangat tinggi.-***