Dalam logika hukum, ada satu prinsip yang harus dijaga: keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi (salus populi suprema lex esto). Tetapi dalam praktik ABS, hukum itu diputar balik: asal laporan enak dibaca, biarpun rakyat keracunan dianggap sukses.
Sejarah selalu punya pesan serius: ketika laporan lebih indah daripada kenyataan, maka tragedi nyata bisa lahir dari kebohongan kecil.
Jika dulu bangsa belajar dari tragedi 1965 bahwa perebutan kuasa bisa mengorbankan rakyat, kini bangsa juga perlu belajar bahwa perebutan pujian melalui laporan “asal bapak senang” bisa lebih mematikan—karena bukan hanya menyingkirkan orang, tetapi juga melupakan keselamatan rakyat yang seharusnya menjadi hukum tertinggi.
Degan begitu, fiksi ini menutup dengan satu kalimat reflektif:
Sejarah sudah terjadi, tapi rakyat jangan sampai dijadikan kelinci percobaan. ***