TERASJABAR.ID – Pemkab Kuningan dan Kabupaten Cirebon menandatangani perubahan perjanjian kerja sama (PKS) pengelolaan air Cibodas, Bebelan, Astana (Desa Kaduela), dan Cigusti (Desa Padamatang, Kecamatan Pasawahan). Acara berlangsung di Pendopo Kabupaten Kuningan, Senin 20 Oktober 2025.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar dan Bupati Cirebon, H. Imron, disaksikan Wakil Bupati Kuningan Hj. Tuti Andriani, Pj. Sekda Kuningan Wahyu Hidayah, Sekda Kab. Cirebon H. Hendra Nirmala, Direktur PAM Tirta Kamuning Ukas Suharfaputra dan Direktur Perumda Air Minum Tirta Jati Suharyadi.
Perubahan perjanjian ini mencakup dua poin utama, yakni kenaikan dana kompensasi pengelolaan air dari semula Rp250 menjadi Rp275 per meter kubik, serta penurunan toleransi kebocoran distribusi air dari 20% menjadi 15%.
Bupati Dian disela acara menjelaskan, bahwa penyesuaian ini merupakan hasil evaluasi bersama sesuai Pasal 5 ayat (1) huruf c perjanjian sebelumnya yang berlaku sejak 11 November 2021. Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga memiliki makna ekologis dan moral.
“Air merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga bersama. Setetes air mengandung doa bagi kelangsungan peradaban manusia. Karena itu, perjanjian ini bukan sekadar dokumen hukum, tetapi komitmen moral untuk menjaga lingkungan, terutama antara daerah hulu dan hilir,” ujarnya.
Penurunan toleransi kebocoran menjadi 15% merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas distribusi air bersih.
“Kebijakan ini sejalan dengan standar teknis pemerintah pusat dan hasil kajian yang menunjukkan, kebocoran dapat ditekan lebih rendah hingga pelayanan air kepada masyarakat bisa semakin optimal,” jelasnya.
Bupati Dian mengapresiasi Pemkab Cirebon atas kesepakatan menaikkan dana kompensasi. “Kenaikan ini akan berdampak bagi peningkatan pendapatan daerah, sekaligus menunjukkan kepedulian bersama terhadap keberlanjutan kerja sama,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Cirebon Drs. H. Imron, M.Ag., berharap agar hubungan baik kedua daerah terus diperluas ke sektor lain. “Semoga momentum ini menjadi pijakan untuk memperkuat sinergi antar daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, termasuk bidang infrastruktur,” ujarnya.***