TERASJABAR.ID – Cristian Chivu menegaskan bahwa Inter tidak memiliki masalah serius terkait serangan balik, meski mengakui bahwa kekalahan dari AC Milan meninggalkan rasa frustrasi.
Nerazzurri mendominasi babak pertama di San Siro, namun keberuntungan tidak berpihak: sundulan Francesco Acerbi membentur tiang gawang, dan Mike Maignan menepis tendangan voli Lautaro Martinez.
Gol tunggal Pulisic lahir dari serangan balik Alexis Saelemaekers, sementara Maignan kembali menjadi penyelamat saat menggagalkan penalti Hakan Calhanoglu.
Chivu menilai frustrasi tim muncul dari performa dan fokus mereka sendiri, bukan sekadar faktor lawan.
“Kami hampir tidak membiarkan serangan balik, tetapi satu kali kehilangan bola di lini tengah membuat mereka mencetak gol. Meski demikian, saya menghargai semangat para pemain yang terus berjuang hingga akhir,” katanya, seperti ditulis Football Italia pada Minggu malam, 23 NOvember 2025.
BACA JUGA: Pelatih Juventus Sesali Keputusan Telat Turunkan Openda dan Jonathan David
Inter masih kesulitan dalam duel satu lawan satu musim ini, kalah dari Juventus, Napoli, dan Milan, dengan satu-satunya kemenangan atas Roma.
Sebaliknya, Milan mencatat kemenangan atas Bologna, Napoli, Roma, dan Inter, serta imbang dengan Juventus.
Chivu menyadari kekalahan keempat dalam 12 pertandingan ini memang terlalu banyak, tetapi klasemen masih ketat, sehingga tim harus segera bangkit.
Chivu menekankan tanggung jawab kolektif dan keberanian dalam menyerang, meski risiko kebobolan tetap ada.
“Kami hanya kebobolan satu serangan balik, tapi itu fatal. Risiko yang kami ambil membuat tembakan ke gawang lawan relatif minim. Kini tugas kami adalah mendeteksi bahaya lebih awal dan bersiap menghadapi laga penting berikutnya,” tambahnya.
Terkait pergantian Lautaro Martinez di babak kedua, Chivu menegaskan itu keputusan teknis.
“Dia baik-baik saja. Pilihan ini memberi kesempatan pemain bangku cadangan seperti Bonny dan Pio untuk berkontribusi,” jelas pelatih Inter itu.-***















