Namun, enkripsi ini tidak mencegah penyalahgunaan fitur oleh pengguna itu sendiri. Fitur “Secret Code,” yang ditambahkan kemudian, semakin memperkuat privasi dengan membuat folder “Locked Chats” hampir tak terlihat kecuali seseorang mengetahui kode rahasianya.Perdebatan ini tidak terjadi dalam vakum. Pada tahun 2021, WhatsApp mengalami backlash besar-besaran akibat pembaruan kebijakan privasi yang dianggap kurang transparan.
Meskipun pada akhirnya fitur baru ini bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan pengguna, dampaknya terhadap dinamika hubungan pribadi tetap menjadi topik yang sensitif. Beberapa pengguna bahkan bercanda di media sosial tentang bagaimana fitur ini dapat “membantu” mereka yang ingin menyembunyikan aktivitas rahasia.Dalam konteks yang lebih luas, tren peningkatan privasi digital terus berkembang, terutama di era di mana platform media sosial seperti WhatsApp dimiliki oleh korporasi besar seperti Meta.
Pengguna semakin mencari cara untuk mengontrol interaksi pribadi mereka, tetapi hal ini juga membuka pintu untuk potensi penyalahgunaan. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk tetap waspada dan memahami batasan serta implikasi dari fitur-fitur yang mereka gunakan.Sebagai kesimpulan, fitur “Locked Chats” dan “Secret Code” di WhatsApp memang dirancang untuk meningkatkan privasi, tetapi potensi penyalahgunaannya tidak dapat diabaikan.
Postingan artiswtic di X pada 11 Juli 2025 menjadi reminder penting bagi semua pengguna untuk tetap hati-hati dan mempertimbangkan dampak fitur ini terhadap hubungan mereka. Privasi digital memang penting, tetapi transparansi dalam hubungan pribadi tetaplah kunci utama