TERASJABAR.ID – Salah satu bentuk kekerasan seksual terhadap anak yang sering luput disadari adalah child grooming.
Modus ini dilakukan melalui pendekatan halus dan manipulatif.
Pelaku secara perlahan membangun kedekatan emosional dengan anak untuk kemudian melakukan eksploitasi, baik secara seksual, emosional, maupun psikologis.
Grooming dapat terjadi secara tatap muka, tetapi kini semakin banyak berlangsung melalui ruang digital seperti media sosial, gim daring, dan aplikasi percakapan.
Pelaku biasanya menampilkan diri sebagai sosok yang ramah dan dapat dipercaya.
BACA JUGA: Gangguan Ereksi pada Pria, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Mereka kerap berpura-pura menjadi teman sebaya, memberi perhatian berlebihan, pujian, atau hadiah agar anak merasa nyaman dan terlindungi.
Anak yang merasa kesepian, kurang mendapat perhatian, atau tengah mencari pengakuan menjadi sasaran yang paling rentan.
Dampak grooming sering tidak terlihat secara fisik. Namun, orang tua dapat mewaspadainya melalui perubahan perilaku anak, misalnya menjadi lebih tertutup, menyembunyikan aktivitas daring, tampak gelisah saat menerima pesan, menerima barang atau hadiah dari orang yang tidak dikenal keluarga, sering menyebut “teman baru” yang dirahasiakan, atau menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Korban grooming berisiko mengalami trauma jangka panjang, seperti kecemasan berlebihan, rasa bersalah dan malu, penurunan motivasi belajar, hingga kesulitan membangun relasi sehat di masa depan.
Oleh karena itu, pendekatan yang menyalahkan justru harus dihindari.
Anak membutuhkan ruang aman untuk bercerita dan didengarkan dengan empati.
Pelaku grooming bisa berasal dari siapa saja. Ciri umumnya antara lain sering menghubungi anak secara pribadi, memberi hadiah berlebihan, berupaya menghabiskan waktu berdua tanpa alasan jelas, serta melakukan sentuhan fisik yang melanggar batas.
Edukasi sejak dini tentang privasi tubuh, batasan diri, dan keberanian berkata tidak sangat penting.
Bila diperlukan, pendampingan profesional seperti psikolog dapat membantu proses pemulihan anak.-***

















