Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu mengaku optimistis banjir Dayeuhkolot dapat segera diselesaikan dengan konsep kolaborasi pentahelix.
Terlebih sebelumnya, konsep kolaborasi pentahelix ini telah sukses diterapkan dalam penanganan banjir di kawasan Rancaekek, Solokanjeruk dan Cidawolong Majalaya.
Ia menyebut, Pemkab Bandung dapat menyelesaikan persoalan banjir menahun di Rancaekek dan Majalaya tanpa sama sekali menggunakan APBD. Salah satunya karena para pengusaha di sana peduli dan ikut berkontribusi membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan banjir.
“Urusan banjir ini tidak bisa hanya mengandalkan APBD. Saya mengajak pihak swasta juga ikut membantu dan berkontribusi menyelesaikan masalah banjir ini. Saya selama ini tidak pernah minta apa-apa ke pabrik. Tapi ini demi kepentingan rakyat saya, masyarakat Dayeuhkolot,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pentahelix Percepatan Penanganan Banjir Dayeuhkolot Tri Rahmanto mendukung langkah Bupati Dadang Supriatna yang mendorong para pelaku usaha atau perusahaan di Dayeuhkolot untuk ikut berkontribusi menyelesaikan banjir di Dayeuhkolot.
Tri Rahmanto menyatakan siap untuk menindaklanjuti dan melaksanakan delapan strategi yang telah disiapkan Pemkab Bandung untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Kecamatan Dayeuhkolot tersebut.
Delapan program percepatan penanganan banjir Dayeuhkolot telah disiapkan Kang DS diantaranya yaitu normalisasi saluran drainase Jalan Moh Toha-Dayeuhkolot, normalisasi folder Babakan Sangkuriang, pengerukan saluran lingkungan Bojongasih, pengerukan connecting drainase Bojongasih.
Selain itu, program selanjutnya adalah pengerukan Sungai Cipalasari, pengadaan pompa kapasitas 1.500 liter/detik, pengerukan aliran sungai Cipalasari dan normalisasi saluran Desa Dayeuhkolot.
“Dengan kolaborasi pentahelix ini, kami siap membuat sejarah untuk menyelesaikan banjir di Dayeuhkolot, ya minimal kita bisa mengurangi banjir di Dayeuhkolot. Insya Allah kami optimistis bisa,” ujar Tri. (**)















