Subsektor fesyen menjadi penyumbang terbesar dengan nilai 14,86 miliar dolar AS, disusul kriya sebesar 11,10 miliar dolar AS. Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor, diikuti Swiss dan Jepang.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa capaian ini tidak terlepas dari peran strategis BPS dalam menyediakan data yang akurat dan berkelanjutan.
Menurutnya, statistik ekonomi kreatif menjadi fondasi penting bagi perumusan kebijakan berbasis data yang selaras dengan kebutuhan pelaku kreatif di daerah.
“Apresiasi saya sampaikan kepada BPS. Kolaborasi ini pernah terjalin sejak 2010, sempat terputus, dan pada 2025 kembali kami hidupkan sebagai implementasi Asta Ekraf, khususnya Ekraf Data, untuk memperkuat data-driven policy making,” ujarnya.
Menteri Ekraf menegaskan bahwa capaian ini membuktikan ekonomi kreatif telah bertransformasi menjadi kekuatan nyata. Data ini selaras dengan semangat ekraf sebagai the new engine of growth.
“Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru dan mesin baru pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dari daerah dan menggerakkan Indonesia,” katanya.***
















