Sementara itu, Kalak BPBD Provinsi Jawa Barat, Teten AME, menjelaskan bahwa simulasi ini dirancang untuk mensimulasikan skenario apabila terjadi erupsi Gunung Guntur.
“Jadi kita mengecek mulai pas terjadi, kemudian pergerakan yang di mana lokasi pengungsian, berdasarkan klaster yang ada (Kesehatan, logistik, pencarian, dan lainnya),” paparnya.
Teten menambahkan bahwa seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat sudah memiliki rencana kontingensi untuk berbagai jenis bencana, baik hidrometeorologi, vulkanologi, maupun bencana lainnya.
“Dan hal ini kita sudah ada rencana-rencana kontingensinya, mana titik aman atau tidak, apa yang harus dilakukan apabila Kabupaten Garut terjadi erupsi,” ungkapnya.
Pemilihan Gunung Guntur sebagai lokasi simulasi bukan tanpa alasan. Teten menjelaskan bahwa gunung ini memiliki posisi yang sangat strategis karena dekat dengan permukiman masyarakat.
“Dan yang paling utama adalah harus ada kewaspadaan terhadap fase Gunung Guntur serta kewaspadaan dan antisipasi berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari 7 gunung aktif di Jawa Barat,” katanya.
Kalak BPBD Provinsi Jawa Barat berpesan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di kaki gunung agar tidak panik.
“Lakukan hal terkecil, selamatkan diri dan keluarga dan mencari titik evakuasi yang aman,” pesannya.***