Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyambut positif pemaparan BMKG dan menegaskan bahwa data iklim berperan krusial dalam penentuan waktu tanam, mitigasi gagal panen, dan stabilitas produksi.
Ia mendorong penguatan mekanisme komunikasi cepat agar penyuluh dapat menerima informasi cuaca secara langsung melalui grup daring dan dashboard data yang sedang dikembangkan Kementan.
Ia menegaskan bahwa ekosistem digital Kementan akan memastikan informasi BMKG dapat disebarkan langsung melalui grup-grup WhatsApp penyuluh di desa.
Sudaryono juga menyoroti perlunya perubahan strategi distribusi bantuan pertanian, terutama pompanisasi. Dengan dukungan data BMKG, ia mendorong pendekatan top-down berbasis peta hidrologi dan cuaca.
Sudaryono menegaskan perlunya adopsi model Royal Rainmaking Thailand, terutama untuk memastikan waduk-waduk terisi penuh sebelum musim kemarau.
“Menjelang musim kemarau, semua waduk harus dipastikan penuh melalui modifikasi cuaca. Tidak boleh ada waduk kosong,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, BMKG dan Kementan sepakat menyusun Nota Kesepahaman (MoU) serta menyiapkan pilot project integrasi data dan modifikasi cuaca di Kabupaten Indramayu sebagai proyek percontohan nasional.***














