TERASJABAR.ID – Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mengakhiri peringatan dini tsunami usai gempa bumi besar bermagnitudo 8,7 mengguncang lepas pantai timur Rusia.
Sebelumnya, peringatan dini tsunami tersebut diterbitkan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi gelombang yang bisa berdampak ke sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur.
Namun setelah dilakukan pemantauan menyeluruh terhadap marigram di berbagai pesisir Indonesia, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami tidak lagi diperlukan.
Sebagai informasi, marigram merupakan alat pencatat pasang surut air laut yang menjadi acuan utama dalam mendeteksi anomali gelombang laut pascagempa.
Meskipun peringatan telah dicabut, masyarakat di daerah pesisir tetap diimbau untuk tidak lengah dan mengikuti arahan otoritas setempat.
BMKG juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat terhadap prosedur evakuasi dan jalur aman tsunami, khususnya di kawasan rawan gempa laut.
Tak hanya itu, lembaga tersebut juga terus menjalin koordinasi dengan otoritas internasional untuk memastikan data gempa dan potensi tsunami bersifat real-time dan akurat.
Kabar baiknya, hingga peringatan dihentikan, tidak terdeteksi adanya perubahan signifikan pada permukaan laut di wilayah yang sebelumnya diprediksi terdampak.
Untuk diketahui, sejumlah wilayah yang masuk dalam daftar area dengan estimasi waktu tiba gelombang (ETA) adalah sebagai berikut:
Talaud (14:52:24 WITA), Kota Gorontalo (16:39:54 WITA), Halmahera Utara (16:04:24 WIT), Manokwari (16:08:54 WIT), Raja Ampat (16:18:54 WIT), Biak Numfor (16:21:54 WIT), Supiori (16:21:54 WIT), Sorong bagian Utara (16:24:54 WIT), Jayapura (16:30:24 WIT), dan Sarmi (16:30:24 WIT).
Semuanya kini telah dinyatakan aman dari ancaman peringatan dini tsunami.***