TERASJABAR.ID – Lontong sayur dikenal sebagai salah satu menu sarapan populer di Indonesia.
Hidangan ini terdiri dari irisan lontong yang disajikan dengan kuah sayur berbumbu santan, dilengkapi aneka lauk seperti telur, tahu, tempe, atau daging, serta kerupuk sebagai pelengkap.
Banyak orang menilai lontong sayur lebih ringan dibandingkan nasi uduk atau nasi goreng karena tidak dimasak dengan banyak minyak.
Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, sebab kandungan kalorinya tetap cukup tinggi, terutama berasal dari kuah santan dan tambahan lauk.
Dalam satu porsi lontong sayur tanpa lauk berlebih, terkandung sekitar 300 kalori.
Jika ditambah telur, tahu atau tempe goreng, serta kerupuk, asupan kalori bisa bertambah sekitar 40–60 kalori atau bahkan lebih.
Totalnya dapat mencapai 400 hingga 500 kalori per porsi, terutama bila kuah santannya kental dan lauk disajikan dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu, pengaturan porsi dan pemilihan lauk menjadi hal penting, khususnya bagi mereka yang sedang menjaga berat badan atau membatasi konsumsi lemak dan natrium.
Meski cukup tinggi kalori, lontong sayur tetap bisa menjadi pilihan yang relatif sehat bila dikonsumsi dengan bijak.
Lontong dan santan menyumbang karbohidrat serta lemak, lauk berperan sebagai sumber protein, sementara sayuran seperti labu siam, kacang panjang, dan wortel memberikan serat, vitamin, serta mineral.
Menariknya, konsumsi santan dalam porsi wajar berpotensi membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), berkat kandungan lemak alami, protein, dan serat di dalamnya.
Agar lebih menyehatkan, beberapa langkah dapat diterapkan, seperti mengurangi porsi lontong, memilih kuah santan yang lebih encer, mengganti lauk gorengan dengan lauk rebus atau kukus, membatasi kerupuk, serta menambah porsi sayuran.
Sambal dan serundeng juga sebaiknya dikonsumsi seperlunya karena mengandung minyak dan gula.
Lontong sayur tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari, melainkan sebagai menu selingan agar pola makan tetap seimbang dan bervariasi.
Dengan pengaturan porsi, pilihan lauk yang lebih sehat, serta pembatasan bahan tinggi lemak dan minyak, lontong sayur tetap dapat dinikmati tanpa mengorbankan kesehatan.
Bagi individu dengan kondisi tertentu seperti diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsinya.-***
















