Namun, penyebaran video ini memicu reaksi keras dari warganet, yang meminta unggahan tersebut dihapus karena dianggap tidak etis dan memperdalam luka keluarga korban.“Bel, tolong hapus ini ya, kasian adeknya,” tulis pengguna akun Arikaa.
“Hapus aja kak, ini tetanggaku, jangan disebar,” ujar Pera, salah satu warganet yang mengenal keluarga korban.
Komentar serupa membanjiri unggahan tersebut, dengan lebih dari 900 komentar dalam waktu lima jam, menunjukkan simpati sekaligus kecaman atas penyebaran video tragis itu.
Warga setempat juga menyuarakan keprihatinan atas kejadian ini. Mereka menyoroti seringnya truk melintas di kawasan padat seperti Pasar Lima, yang rawan memicu kecelakaan. Beberapa warga mend mini adanya dugaan bahwa truk tersebut dikemudikan oleh sopir tidak resmi atau “supir raon” yang tidak memiliki izin mengemudi. Mereka mendesak Dinas Perhubungan Kota Medan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk meningkatkan pengawasan terhadap sopir truk dan memberikan sosialisasi keselamatan berkendara di kawasan padat penduduk.
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Belum ada keterangan resmi terkait identitas sopir truk atau tindakan hukum yang diambil. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan di jalan raya, terutama saat membawa anak-anak, serta perlunya pengawasan ketat terhadap kendaraan berat di wilayah ramai.Mari doakan agar keluarga korban diberi kekuatan menghadapi musibah ini. Hindari menyebarkan konten yang dapat menyakiti perasaan keluarga, dan laporkan jika menemukan video serupa di media sosial