Menurutnya, jumlah kampus, mahasiswa, dan dosen yang disebutkan menjadi aset yang selayaknya juga dapat berpartisipasi dalam program unggulan Presiden untuk menyiapkan SDM-SDM Unggul Indonesia yang berasal dari masyarakat yang tidak mampu. Ia pun menyiapkan sejumlah hal untuk kerja sama ini.
“Sebagai laporan bahwa beberapa kampus kami juga mendapatkan informasi diminta lahan dan asramannya untuk sebagai Sekolah Rakyat itu kami juga berterima kasih. Selanjutnya juga program-program pembinaan, ini akan dilakukan oleh kampus-kampus kepada siswa-siswi Sekolah Rakyat terutama untuk yang berada di tingkat SMA,” katanya.
Ia akan memetakan dan memasangkan satu kampus untuk membina satu sampai dua Sekolah Rakyat. Nantinya mahasiswa dan dosen bisa secara berkala itu mendatangi Sekolah Rakyat untuk melakukan pembinaan, motivasi atau mengadakan kelompok-kelompok belajar bagi siswa yang ingin melanjutkan pada pendidikan tinggi akademik atau vokasi.
“Karena informasi-informasi tentang program studi yang ada di perguruan tinggi, informasi tentang bidang-bidang yang akan ditempuh itu tidak didapatkan secara memadai,” katanya.
Ia berharap lewat pembinaan para mahasiswa dan dosen ini, para calon lulusan Sekolah Rakyat dapat memiliki pemahaman soal program studi di Pendidikan tinggi dan termotivasi melanjutkan pendidikan tinggi yang sesuai minat dan cita-cita.
Tak hanya, perguruan tinggi juga akan membina guru-guru Sekolah Rakyat untuk penambahan wawasan dan tren teknologi.
“Sehingga harapannya adalah Sekolah Rakyat ini tentu akan sejajar dengan sekolah-sekolah baik lainnya, bahkan sekolah unggul karena adanya pendampingan dari perguruan tinggi yang terdekat lokasinya dari Sekolah Rakyat tersebut,” ujarnya.
Brian juga menjelaskan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di perguruan tinggi juga memiliki program pengabdian masyarakat dan desa binaan. Sehingga, BEM nantinya tidak hanya memiliki desa binaan tapi juga Sekolah Rakyat binaan.

















