Ia mengatakan telah melakukan simulasi. Dari 6.000 siswa, terdapat 4.000 siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Adapun bidangnya akan didalami lebih lanjut.
“Intinya kami ingin bahwa teman-teman yang lulus ini nanti bisa melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja dan mendapatkan tempat sesuai minat bakatnya. Jangan sampai mereka lulus SMA terus malah enggak dapat tempat dan kemudian dia menganggur. Itu yang menjadi arahan dari Bapak Presiden,” ujarnya.
Mensos mengatakan kesepahaman ini juga menjadi bagian dari upaya menerjemahkan gagasan Presiden Prabowo tentang Sekolah Rakyat yang diperuntukkan bagi keluarga di desil 1 dan desil 2 DTSEN. Sekolah Rakyat saat ini sudah beroperasi di 166 titik dari Sabang sampai Merauke.
“Ada yang beroperasi sejak Juli, itu di 67 titik. Pada Agustus tambah lagi 37 titik, dan yang terakhir pada September dan awal Oktober itu beroperasi di 66 titik,” katanya.
Menurutnya, Sekolah Rakyat secara umum bisa berjalan dengan baik, meskipun tentu ada tantangan, hambatan, dan dinamika. Tetapi semuanya bisa diatasi dan beradaptasi dengan baik.
“Ada 15 ribu lebih siswa tingkat SD, SMP, dan SMA. Ada hampir 3 ribu terlibat, dan juga ada sisanya 4 ribu lebih tenaga pendidikan yang lain,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Mendiktisaintek Brian Yuliarto mengatakan Presiden Prabowo dan seluruh rakyat Indonesia memiliki harapan agar anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa mendapatan pendidikan yang layak, melanjutkan ke Pendidikan tinggi, dan mendapatkan pembinaan karir.
“Sehingga dukungan-dukungan yang diminta oleh Bapak Menteri Sosial kepada kami tentu menjadi kehormatan bagi kami juga karena kami memiliki lebih dari 4.000 kampus, Bapak Menteri, dan juga kita memiliki hampir 10 juta mahasiswa dan juga 300.000 dosen,” katanya.
















