TERASJABAR.ID – Perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan bangsa kini telah bergeser ke ruang digital. Kemandirian teknologi adalah bentuk baru dari nasionalisme di era modern.
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dalam Talkshow Hari Pahlawan di Auditorium RRI Yogyakarta, Senin (10/11/2025).
“Cita-cita untuk berdaulat secara teknologi adalah salah satu tindakan nasionalisme, dan untuk mencapai kemandirian digital, pembangunan ekosistem digital menjadi penting,” ujarnya.
Menurut Nezar, infrastruktur digital saat ini sudah hampir merata di seluruh Indonesia, baik yang dibangun oleh pemerintah ataupun swasta.
Namun, tersedianya infrastruktur saja tidak cukup, infrastruktur digital harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, baik di bidang sosial, ekonomi, atau budaya.
“Infrastruktur yang telah terbangun ini harus bisa menghadirkan konektivitas yang bermakna (meaningful connectivity), berdampak, memberikan impact kepada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah tidak hanya berfokus membangun infrastruktur digital, tetapi juga menyediakan berbagai pelatihan untuk mencetak talenta digital yang ahli dalam teknologi-teknologi mutakhir, seperti kecerdasan artifisial (AI).
Menurut Wamen Nezar, Indonesia perlu memiliki produk-produk teknologi yang sesuai dengan Pancasila dan budaya Indonesia.
“Contohnya untuk AI Large Language Model (LLM) seperti ChatGPT, kita kuasai teknologinya, kita buat LLM buatan anak bangsa yang bisa menghormati nilai-nilai Pancasila, yang tidak memiliki bias kultural akibat perbedaan nilai dan budaya antara Indonesia dengan negara pembuat AI,” katanya.
















