Ulama mengatakan bahwa jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dunia modern menyebut ini “replacement habit”, tetapi ulama sudah membahasnya ratusan tahun lalu.
Jika semua ini digabung, kita mendapatkan konsep yang sangat kuat, perubahan 1% setiap hari, yang dalam Islam disebut istiqamah. Istiqamah bukan sekadar konsisten, ia adalah komitmen spiritual. Para ulama bahkan mengatakan bahwa istiqamah lebih berat daripada melakukan banyak amal. Namun, ia juga merupakan pintu surga. Artinya, perubahan kecil yang kita lakukan hari ini bisa mengubah nasib di dunia dan akhirat.
Bagaimana menerapkannya pada kehidupan sehari-hari kita? Misalnya, mulai dengan membaca satu halaman Qur’an setelah Subuh, bersedekah sekecil apa pun setiap hari, menulis beberapa kalimat dalam pekerjaan atau studi kita, memberi waktu 10 menit ngobrol dengan anak, atau merapikan sedikit area rumah. Untuk para pekerja, cukup follow up satu klien setiap hari. Hal-hal kecil seperti ini mungkin tidak terlihat signifikan hari ini, tetapi konsistensi selama setahun bisa mengubah hidup seseorang secara total.
Setiap rumah bisa menjadi tempat tumbuhnya kebiasaan barokah. Setiap meja kerja bisa menjadi ladang kreativitas baru. Setiap pagi bisa menjadi momen penyucian jiwa. Setiap senyum kepada keluarga bisa menjadi sedekah. Jika negara diisi oleh orang-orang yang memperbaiki diri satu persen setiap hari, maka Bangsa kita tidak hanya menjadi negara yang kreatif, tetapi juga negara yang siisi oleh masyarakat yang semakin lembut hatinya.
Pada akhirnya, ajaran Nabi dan para ulama mengingatkan kita bahwa perubahan besar tidak pernah lahir dari ambisi yang meledak-ledak, tetapi dari kebiasaan kecil yang dijaga setiap hari dengan hati yang tenang.
Atomic Habits mengajarkan kita tentang efektivitas. Islam mengajarkan kita tentang keberkahan. Jika keduanya dipadukan, kita menemukan rumus yang paling seimbang, kebiasaan kecil, hati yang besar, dan hidup yang penuh cahaya. ***














