Hanya Anggit, Widodo dan David yang bisa menjernihkan polemik tersebut. Apakah benar bahwa ketiganya mencetak ijazah Jokowi pada tahun 2012? Apakah benar pernyataan politisi PDIP Beathor Suryadi tersebut? Ini butuh keterangan dari ketiga orang atau salah satu dari ketiga orang itu.
Masyarakat menunggu klarifikasi sehingga polemik ijazah ini menjadi terang benderang. Kalau tidak benar maka Jokowi harus menuntut Beathor, atau sebaliknya sehingga masayarakat menjadi tahu kebenarannya.
Untuk pengetahuan, pasar Pramuka yang letaknya di Kawasan Jakarta Timur ini dikenal sejak tahun 1980-an. Meski tempatnya sederhana tetapi ramai oleh deretan kios jasa pengetikan dan percetakan. Mahasiswa dari berbagai kampus di ibu kota biasa antre di sana untuk menyusun skripsi menggunakan mesin tik, sebab komputer saat itu masih menjadi barang mewah.
Dalam perkembangannya, beberapa kios diam-diam bertransformasi menjadi tempat untuk urusan pemalsuan dokumen, mulai dari akta lahir, kartu keluarga, ijazah pendidikan, hingga KTP elektronik—semua tersedia dengan harga yang bisa dinegosiasikan. Pada masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tahun 2015, area ini dibongkar dan para pedagang direlokasi. ***