Sering kita dengar bahwa pembakaran sampahnya tidak berasap, dan itu diklaim menjadi pembakaran yang ramah lingkungan. Sebagai upaya mendapatkan pembakaran sampah tanpa asap tersebut, beberapa pihak ada yang memanfaatkan peralatan “filter”. Peralatan ini berfungsi untuk menahan polutan. Namun demikian, tidak pernah ada “filter” dengan efisiensi 100%. Coba direnungkan, akan hilang kemana sisa polutan yang tidak tertahan? Sekali lagi saya tegaskan, tidak akan ada massa yang hilang, jadi pasti ada polutan yang lolos ke lingkungan, walau tidak nampak oleh mata kita.
Terkait masalah pengolahan sampah, dalam memilih teknologi, seharusnya pertimbangan utama adalah aspek kesehatan serta keselamatan manusia. Pertimbangan memilih penerapan teknologi di kawasan yang padat penduduk, seharusnya lebih berhati-hati bila dibandingkan di kawasan jarang penduduk. Untuk Bandung yang berpenduduk padat dan apalagi berbentuk cekungan, seharusnya tidak gegabah dan harus ekstra hati-hati.
Pembakaran sampah pasti dilengkapi dengan cerobong asap. Salah satu fungsi cerobong adalah memberi kesempatan polutan yang dilepas bercampur dengan udara alami sehingga polutan tersebut akan semakin encer. Semakin tinggi cerobong, maka peluang mendapatkan udara pengencer juga semakin besar. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi cerobong akan semakin aman terhadap kesehatan manusia.