Menurut Kapolres, almarhum dikenal sebagai sosok ulama yang kharismatik dan memiliki kepedulian tinggi terhadap keamanan serta ketertiban masyarakat.
Hubungan baik antara Ajengan Mimih dan jajaran kepolisian telah terjalin erat selama bertahun-tahun, terutama dalam hal menjaga kondusivitas wilayah dan membina generasi muda melalui pendekatan keagamaan.
“Beliau adalah tokoh yang selalu mendorong terciptanya kedamaian, serta menjadi mitra strategis kami dalam kegiatan pembinaan masyarakat. Kepergian beliau adalah kehilangan besar bagi kita semua,” tambah Kapolres.
Layatan tersebut juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, para ulama, santri, dan warga sekitar yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Suasana haru dan doa mengiringi prosesi takziah yang berlangsung khidmat di kediaman beliau.
Pondok Pesantren Manuk Heulang yang diasuh oleh Ajengan Mimih selama puluhan tahun dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam tradisional yang berperan aktif dalam pembinaan moral dan keagamaan masyarakat Tasikmalaya. Banyak lulusan pesantren ini yang kini menjadi tokoh agama, pendidik, dan pemimpin di daerahnya masing-masing.
Dengan kepergian Ajengan Mimih Khoeruman, masyarakat Tasikmalaya kehilangan salah satu panutan spiritualnya. Namun, nilai-nilai perjuangan dan ajaran beliau diyakini akan terus hidup dan diteruskan oleh para santri serta keluarga besar pondok pesantren.***
Editor: van