TERASJABAR.ID – Humblebrag merujuk pada sikap membanggakan diri yang dibungkus dengan kesan rendah hati.
Seseorang menampilkan pencapaian, kelebihan, atau gaya hidupnya melalui kalimat bernada keluhan atau merendahkan diri, padahal tujuan tersembunyinya adalah menarik pengakuan dari orang lain.
Biasanya, humblebrag muncul dalam pernyataan yang terdengar tidak percaya diri, namun justru menonjolkan keberhasilan.
Misalnya, mengeluh berat badan naik padahal angkanya sangat rendah, atau mengunggah foto di restoran mahal dengan keterangan seolah sedang kesulitan finansial.
Fenomena ini kerap dijumpai di media sosial, dengan topik yang beragam, mulai dari kondisi fisik, prestasi kerja, kekayaan, hingga gaya hidup.
Perilaku tersebut sering dilakukan karena pelakunya merasa tidak enak jika terlihat terang-terangan memuji diri sendiri.
Dengan menyelipkan nada merendah, mereka berharap tetap dipandang sopan, sederhana, dan tidak sombong, meski pesan yang ingin disampaikan sebenarnya adalah pencapaian pribadi.
Ada beberapa alasan yang mendorong seseorang melakukan humblebrag, seperti keinginan untuk mendapatkan kekaguman, meningkatkan rasa percaya diri, mencari perhatian atau empati, hingga pengaruh budaya yang menganggap pamer kesuksesan sebagai hal yang kurang pantas.
Walau terkesan sepele dan tidak berbahaya, humblebrag dapat memunculkan kesan tidak tulus.
Alih-alih mendapat simpati, orang lain justru bisa merasa terganggu atau tersinggung, terutama bila situasinya tidak peka terhadap kondisi sekitar.
Untuk menghindarinya, cobalah bersikap jujur dan apa adanya dalam mengekspresikan diri.
Gunakan media sosial dengan bijak dan pertimbangkan dampak dari sebuah unggahan.
Kerendahan hati yang tulus jauh lebih dihargai dibanding sikap merendah yang bertujuan menonjolkan kelebihan.
Jika kebiasaan ini sulit dikendalikan, bantuan profesional seperti psikolog bisa menjadi pilihan.-***












